Hari itu, hari Rabu dimana saya telah merencanakan untuk berlibur ditengah ujian tengah semester yang sedang saya jalani. Kembalinya saya ke tempat asal saya di Tangerang ini bukan tanpa tujuan yang jelas. Beberapa bulan sebelumnya ada berita yang menghebohkan saya atau bahkan sebagian masyarakat Indonesia dengan adanya berita tentang kedatangan band Post-rock asal Islandia yaitu Sigur Ros yang akan menyelenggarakan konsernya di Jakarta pada tanggal 10 Mei 2013, lantas saya segera melihat kalender akademik untuk memastikan apakah saya bisa menghadiri konser tersebut. Beruntung, mungkin itu kata yang tepat karena di tanggal tersebut merupakan hari cuti bersama untuk kampus saya dan bertepatan dengan long weekend. Lantas, saya langsung memesan tiket konser dan tiket untuk perjalanan saya dari Yogyakarta menuju Tangerang. Tidak hanya itu, saya mulai mencari beberapa teman untuk diajak menonton bersama, akhirnya saya mendapatkan teman SMA saya yang bersedia dan kebetulan juga suka dengan Sigur Ros, yaitu Hazna. : D hehew.
Singkat cerita, hari jumat tanggal 10 mei pun telah tiba. saya sampai di Istora sekitar pukul 15.30 Keadaan Istora sore itu cukup cerah dan terlihat sudah ada beberapa orang yang lalu lalang di halaman depan. Terlihat juga masih ada beberapa booth yang belum selesai dikerjakan. Tempat penukaran tiketpun hanya beberapa saja yang sudah bisa melayani penukaran tiket, padahal waktu itu sudah cukup sore dan seharusnya sudah siap semua. Saya sempat kebingungan dan beberapa kali menghubungi orang dimana saya membeli tiket dan menanyakan perihal penukaran tiket tersebut. Terdengar dari beberapa orang bahwa tiket sedang dicetak. Akhirnya setelah menunggu beberapa saat tiket pun saya dapatkan.
Semakin sore orang-orang makin banyak berdatangan, lalu lalang Istora cukup padat dipenuhi penonton yang kebanyakan dari kalangan remaja walaupun terlihat tidak sedikit orang tua yang datang bersama anaknya. Berbagai style bepakaian anak muda pun sangat beragam dari mulai yang enak dilihat sampai yang tidak.
Jam sudah menunjukan pukul 18.00 tapi pintu menuju kedalam Istora belum juga terbuka. Terlihat beberapa orang yang telah mengantri didepan pintu. Sedikit ada yang membuat kesal disini, karena petunjuk pintu masuk kelas Festival dan Tribun kurang begitu jelas. Saya yang mempunyai tiket di tribun satu sempat beberapa kali salah antrian karena papan petunjuk tribun berada didekat pintu masuk tribun yang lainnya dan ternyata itu salah, ketika sudah tinggal masuk dan menunjukan tiket kepada penjaga, saya dan teman saya disuruh pindah ke pintu sebelah berbarengan dengan pintu masuk kelas festival. Setelah itu saya pindah dan memulai antrian lagi dari barisan belakang diantrian yang panjangnya kurang lebih 100 meter.
Sekitar pukul 21.00 lampu didalam Istora mulai dimatikan dan penonton bersorak menandakan pertunjukan magis ini akan segera dimulai. Tirai masih belum diturunkan dan lagu pertama Yfirbrð dimaikan dengan visual personel Sigur Ros Jonsi, Goggi, dan Orri terlihat sebagai siluet dengan beberapa efek yang menghiasi tirai. Dilanjutkan dengan Ný Batterí Sigur Ros masih bermain dibalik tirai, dan Jonsi di sorot oleh lampu berwarna oranye yang menghasilkan siluet dirinya sedang menggesekan gitarnya bagaikan monster. Tentunya monster yang cerdas.
Di saat klimaks lagu kedua tirai pun diturunkan dan terlihat mewahnya panggung yang dihiasi banyak instrumen dan lampu-lampu yang tertata dengan rapih serta para personel Sigur Ros dan pemain pendukung lainya. Ketukan drum Orri yang begitu kencang dibarengi dengan keindahan musik dari rekan yang lainya seraya membuat bulu kuduk saya berdiri.
Varuo dari album Valtari kemudian dimainkan, namun saya kurang memperhatikan lagu ini karena mulai merasa kurang nyaman dengan datangnya pegal yang menghantam pinggang dan kaki saya akibat terlalu lama berdiri dan berjalan . Alhasil saya kehilangan momen pada lagu ini. Setelah Varuo selesai dimainkan terdengan intro yang begitu akrab ditelinga saya. ya!! Intro dari lagu Hoppipola berkumandang menyusup telinga telinga dan persendian para penonton dan serempak berteriak kegirangan. Di bagian pertama lagu para penonton ikut berkontribusi menyanyikan lagu ini dan tak lama kemudian diam mendengar keindahan lagu yang banyak menghiasi radio radio sebelum konser ini dimulai. Sesekali penonton termasuk saya mengikuti Jonsi pada part "Hoppipola" di tengah lagu, sontak saya tersenyum bahagia bagaikan seorang bujangan yang penantian terhadap kekasih impiannya sudah menjadi kenyataan. :')
Setelah di rasuki oleh Hoppipola, Sigur Ros langsung memainkan Olsen Olsen. Intro bass dari Goggi membuka lagu ini dengan epic. Di tengah lagu ini koor penonton mengikuti suara Flute yang dimainkan yang membuat merinding. Pada akhirnya lagu ini mencapai klimaks pada saat piano dimainkan untuk menggantikan suara Flute pada part yang sama diiringi tiga biola, terompet dan tata lampu yang indah. Jika konser ini merupakan sebuah hubungan seks, mungkin saya mengalami orgasme pada lagu ini.
Diawali dengan intro yang agresif dan gelap lagu dari album terbaru Sigur Ros yang berjudul Brennistenn dimainkan. Ada yang saya suka dengan lagu ini, yaitu ketukan drum Orri yang menurut saya ketukannya unik dan menambah kesan gelap pada lagu ini.
Setelah Breinnisten selesai dimainkan, para personel turun panggung, dan penonton berteriak "we want more". Konser belum berakhir, para personel kembali naik ke atas panggung dan memainkan encore Glosoli dan Popplagio. Diakhir lagu Popplagio personel Sigur Ros tampil seperti "kesetanan" seolah tak ingin mengecewakan para penonton.
Secara keseluruhan konser ini begitu indah, menunjukan persiapan mereka yang benar benar maksimal. Ini membuktikan bahwa musik bukan hanya audio saja, namun secara kesatuan audiovisual yang dapat ditampilkan sekalipun berbeda bahasa atau budaya, semua orang dapat menikmatinya sekalipun mereka tidak banyak tahu tentang band ini................. Sigur Ros.
No comments:
Post a Comment